Krisis Satwa Liar di Meksiko: Suhu Panas Ekstrem Bawa Kematian Monyet

Krisis Satwa Liar di Meksiko: Suhu Panas Ekstrem Bawa Kematian Monyet

dliknews.com – Ratusan monyet jenis howler di Meksiko dilaporkan berjatuhan dari pohon dan mati dalam beberapa waktu terakhir, yang diduga terkait dengan gelombang panas yang melanda negara tersebut. Menurut laporan dari Fox pada Kamis (23/5/2025), kelompok konservasi nirlaba bernama Cobius mengungkapkan bahwa setidaknya ada 100 ekor howler yang mati di wilayah Tabasco dan Chiapas, Meksiko. Monyet-monyet tersebut diperkirakan mati mulai 4 Mei 2024. Cobius mengkritik para pejabat yang tidak melakukan penyelidikan terkait kematian ratusan satwa ini, yang dapat mengancam keberadaan mereka di alam liar. Selain monyet, masyarakat setempat juga melaporkan menemukan burung dan tupai mati. Suhu harian di sebagian Meksiko tercatat mencapai 113 derajat Fahrenheit atau 45 derajat Celsius sejak pertengahan Maret 2024. Untuk mengantisipasi kematian lebih lanjut, Cobius meminta penduduk desa untuk meninggalkan air bersih di hutan.

Para ilmuwan serta otoritas lingkungan hidup dan sumber daya alam di Meksiko kini sedang menyelidiki penyebab kematian ratusan monyet dalam waktu yang berdekatan. “Otoritas setempat, institusi, akademisi, dan masyarakat sipil sedang mengoordinasikan protokol kesehatan hewan di Tabasco dan Chiapas untuk menyelidiki penyebab kematian primata ini,” bunyi pernyataan dari Sekretaris Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Meksiko. Berbagai dugaan muncul terkait penyebab kematian ini, seperti heatstroke, dehidrasi, malnutrisi, atau efek dari pengasapan tanaman dengan pestisida. Untuk memudahkan proses penyelidikan, masyarakat diminta untuk tidak menyentuh bangkai monyet-monyet tersebut sampai penyebab kematian dapat dipastikan oleh para ilmuwan.

Ahli biologi satwa liar, Gilberto Pozo, mengaitkan kematian ratusan monyet di Meksiko dengan kombinasi berbagai faktor seperti suhu panas ekstrem, kekeringan, kebakaran hutan, dan penebangan pohon. Faktor-faktor tersebut menyebabkan monyet-monyet kehilangan sumber air, tempat berteduh, dan buah-buahan yang menjadi makanan sehari-hari mereka. Pozo menjelaskan bahwa monyet-monyet tersebut jatuh dari pohon setinggi puluhan meter dalam waktu yang singkat karena dehidrasi parah dan mati dalam hitungan menit. “Mereka dehidrasi parah dan mati dalam hitungan menit,” ujar Pozo, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (21/5/2024). Kelompok konservasi hewan yang dikelola oleh Pozo telah mendirikan pusat pemulihan medis khusus untuk monyet, yang juga menampung burung dan reptil. Mereka berupaya membentuk tim dokter hewan khusus untuk memberikan perawatan kepada hewan-hewan tersebut, terutama monyet yang paling terdampak.

Kondisi ini menyoroti dampak dari perubahan iklim yang ekstrem terhadap satwa liar. Gelombang panas yang melanda Meksiko tidak hanya memengaruhi manusia, tetapi juga mengakibatkan krisis bagi banyak spesies hewan. Perubahan suhu yang drastis dan berkepanjangan telah mengganggu ekosistem alami, membuat hewan kesulitan menemukan sumber air dan makanan yang cukup.

Organisasi-organisasi konservasi berusaha mengatasi masalah ini dengan berbagai cara. Selain menyediakan air bersih di hutan, mereka juga mengedukasi masyarakat setempat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan melaporkan temuan hewan yang mati atau terluka kepada otoritas setempat. Upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi dampak buruk dari kondisi cuaca ekstrem dan menyelamatkan lebih banyak hewan liar.

Pemerintah Meksiko juga perlu mengambil langkah-langkah lebih proaktif dalam menangani isu ini. Dengan meningkatkan kerjasama dengan kelompok konservasi dan akademisi, serta melibatkan masyarakat sipil, diharapkan dapat ditemukan solusi yang lebih efektif untuk melindungi satwa liar dari ancaman perubahan iklim. Langkah-langkah seperti reboisasi, perlindungan habitat alami, dan pengurangan penggunaan pestisida berbahaya bisa menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Di sisi lain, masyarakat global juga harus menyadari bahwa perubahan iklim adalah masalah yang memerlukan perhatian serius dan tindakan kolektif. Pengurangan emisi gas rumah kaca, penggunaan energi terbarukan, dan upaya konservasi lingkungan harus terus didorong untuk mengurangi dampak negatif terhadap planet ini.

Dalam kasus kematian ratusan monyet di Meksiko, penting untuk mengingat bahwa setiap makhluk hidup memiliki peran dalam ekosistem. Kehilangan satu spesies dapat mempengaruhi keseimbangan alam dan berdampak pada banyak spesies lainnya. Oleh karena itu, upaya untuk melindungi satwa liar harus menjadi prioritas bagi semua pihak, termasuk pemerintah, organisasi konservasi, dan masyarakat umum.

Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan upaya untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah kunci untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat menikmati keanekaragaman hayati yang kaya dan ekosistem yang seimbang. Kasus di Meksiko ini adalah pengingat bahwa kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian alam dan melindungi satwa liar dari ancaman yang semakin besar akibat perubahan iklim.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *